Orinet. Powered by Blogger.
Tag:

Teknik site survey

Site Survey adalah teknik mengsurvei kondisi sebuah tempat untuk menyiapkan sebuah site untuk instalasi peralatan radio. Salah satu dokumentasi yang baik tentang prosedur site survey dapat dilihat dari Waverider Site Survey Guide, Waverider Document No. 9902/VAR002 tertanggal 29 Desember 1998. Waverider http://www.waverider.com adalah sebuah perusahaan yang berbasis di Toronto Canada.

Peralatan untuk Melakukan Site Survey

Daftar peralatan yang perlu dibawa untuk Site Survey adalah :

1. Spectrum Analyzer (3GHz), jika ada. Spectrum Analyzer adalah sebuah peralatan yang paling membantu seorang surveyor untuk melihat kondisi lapangan. Sayangnya, sebuah spectrum analyzer yang baik harganya sangat mahal dan kemungkinan tidak akan terjangkau bagi kita yang berada di negara berkembang. Untuk solusi yang terjangkau, mungkin menggunakan card Teletronics dengan software-nya yang cukup baik digunakan sebagai spectrum analyzer di frekuensi 2.4GHz. Harga card sekitar US$100 dengan sebuah pigtail yang disambungkan ke antena eksternal. Banyak wireless ISP komersial menggunakan ini untuk alat site survey mereka.

2. Laptop dengan PCMCI WLAN card adalah solusi paling murah yang mungkin paling terjangkau untuk negara berkembang. Beberapa tool untuk melakukan survey di PC telah tersedia di internet.

3. Beberapa WLAN Access Point mempunyai kemampuan melakukan site survey jika diset pada mode client. Mode ini sangat bermanfaat dalam mengarahkan antena, dll.

4. Sekumpulan antena eksternal, omnidirectional antena dan directional antena termasuk pigtail dan berbagai konektor.

5. Senter yang kuat, Strobe Light, Flashflight, Cermin, Kekeran/teropong atau Telescope. Sangat baik mengevaluasi kondsi Optical Line Of Sight antar dua titik.

6. Meteran, minimum 10m.

7. Peta topography skala 1:50,000 atau yang lebih baik lagi. Mungkin kita akan memperoleh kesulitan memperoleh peta topography yang akurat dan up-to-date. Untuk sambungan-sambungan jarak pendek s/d 5-8 km kadang kala kita tidak memerlukan peta topography tersebut.

8. Hand-held GPS atau kompas. GPS adalah alat yang paling berharga pada saat melalukan site survey. Perlu di sadari, GPS memerlukan kondisi cuaca cerah, tidak ada halangan di atas kita dan waktu lama untuk memperoleh ketelitian yang maksimum.

9. Altimeter atau pengukur ketinggian. Hal ini kadang-kadang tidak diperlukan jika kita menggunakan GPS yang baik, seperti GARMIN eTrex Vista.

10. Safety hat.

11. Tangga.

Beberapa Pertanyaan pada Saat Site Survey

1. Koordinat geografis dari tempat antena?
GPS sangat bermanfaat untuk menentukan koordinat site termasuk menentukan jarak antar kedua tempat. Akan tetapi untuk jarak yang sangat pendek, biasanya dapat di estimasi tanpa menggunakan GPS.

2. Apakah antar antena sudah Line Of Sight?
Kita harus dapat memastikan bahwa tidak ada penghalang, termasuk tanah, di daerah Fresnel Zone yang pertama.

3. Berapa elevasi lokasi dari atas permukaan laut dan permukaan tanah?

4. Aapakah ada objek, terutama objek metal, di sekitar antena?

5. Apakah support mekanik untuk antena akan mencukupi?
Kita akan menghadapi tantangan fisik, seperti angin atau hujan yang sangat kuat.

6. Berapa panjang kabel UTP harus dijalankan?
Panjang kabel UTP maksimum sekitar 150 meter. Hal ini dibutuhkan karena kita perlu memasang Access Point di atas tower supaya hanya membutuhkan pigtail pendek satu meter saja ke antena.

7. Bagaimana ke stabilan power supply? Apakah kita membutuhkan Uniterruptable Power Supply (UPS)?

8. Apakah lokasi mudah di akses? Apakah dapat diakses 24 jam? Siapa yang memegang kunci?

9. Apakah system grounding yang ada mencukupi? Perlukan kita menambahkan ground?

HAND HELD GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)

Tool yang paling menolong pada saat site survey adalah sebuah hand held Global Positioning System (GPS). Secara umum tampilan beberapa GPS adalah sebagai berikut : Halaman pertama yang akan kita lihat di GPS adalah satelit GPS yang terlihat di angkasa, termasuk kekuatan signalnya. Biasanya minimal kita membutuhkan tiga buah satelit GPS yang harus terlihat untuk menentukan posisi. Jika kita dapat melihat cukup banyak satelit, peralatan GPS dapat menentukan posisi dan ketinggian kita. Untuk memperoleh informasi ketinggian yang lebih akurat, sangat disarankan menggunakan peralatan GPS yang mempunyai altimeter di dalamnya.

Pada halaman selanjutnya pada GPS, kita masuk ke Map View. Pada halaman ini, kita dapat melihat peta dua dimensi. Map View dirancang untuk melakukan navigasi, tidak ada informasi elevasi dan topologi di dalamnya. Paling tidak kita dapat mengira-ngira arah lokasi peta yang ada.

SOFTWARE SITE SURVEY DI PC

Walaupun tidak memiliki Spectrum Analyzer bagi kita di negara berkembang bukanlah sebuah penghambat. Kita biasa menggunakan laptop dengan WLAN Card untuk fungsi site survey.

Salah satu software favorit untuk melakukan site survey di PC adalah NetStumbler. Software ini dapat diambil secara gratis di http://www.netstumbler.com

Site NetStumbler http://www.netstumbler.com juga menghosting hasil scanning rekan-rekan di seluruh dunia tentang hotspot yang gratisan di sekitar mereka. Dengan cara itu kita jadi bisa akses internet gratis di mana-mana.

NetStumbler akan melaporkan :
1. MAC Address Access Point dan frekuensi operasinya
2. Catat tipe peralatan yang digunakan di Access Point
3. Catat channel yang digunakan di Access Point
4. Catat ESSID Access Point, jika di broadcast
5. Catat nama Access Point, jika di broadcast
6. Catat kekuatan sinyal yang diterima dari Access Point, berikan tanda dengan warna hijau jika baik, dan kuning jika kurang baik.
7. Catat tingkat/level noise.
8. Catat perbandingan sinyal terhadap noise. Kita berusaha agar memperoleh perbandingan semaksima mungkin.

Dengan menekan MAC Address dari Access Point tertentu, kita dapat melihat hasil rekaman tingkat sinyal Access Point yang diterima oleh card. Kita dapat menyimpan sejarah sinyal untuk periode tertentu. Teknik pengukuran ini sangat bermanfaat pada saat :
1. Mengarahkan antena
2. Cek apakah ada masalah dengan konektor yang kita gunakan
3. Tingkat noise yang tinggi menandakan adanya sumber interferensi dekat kita.

Pada saat survei, umumnya kita akan menggunakan antena omni atau antena directional. Kita perlu mengarahkan antena tersebut ke beberapa arah, men-scan channel yang ada, baik untuk polarisasi vertikal maupun horizontal. Semua harus dilakukan untuk melihat kemungkinan terjadinya interferensi di jaringan komunikasi kita.

Kesulitasn utama yang biasanya akan kita hadapi dengan ketiadaan spectrum analyzer adalah ketidak mampuan melihat apa yang akan terjadi pada frekuensi. Card WLAN yang kita miliki biasanya hanya dapat memonitor mereka yang memancar dengan protocol IEEE 802.11. Kita hanya dapat mengestimasi keadaan melalui besarnya noise yang diterima oleh card.

Bagi mereka yang ingin membeli software komersial untuk keperluan site survey, cukup banyak di internet. Salah satunya adalah WNC yang dapat diambil dari http://www.cirond.com/winc.php.

TEKNIK MENGATASI INTERFERENSI

Pada operasional infrastruktur WIFI di outdoor, salah satu tantangan yang cepat atau lambat tapi pasti akan kita hadapi bersama adalah berkurangnya throughput, karena tingginya interferensi dan noise.

Sinyal yang kuat tidak cukup menjamin reliabilitas pada sebuah penerima wireless broadband. Sinyal level harus secara konsisten jauh lebih besar dari pada noise yang diterima di penerima. Dengan kata lain, perbandingan antara sinyal kepada noise, Signal To Noise Ratio (SNR) harus setinggi mungkin. Untuk memperoleh SNR yang tinggi, ada dua kondisi yang harus penuhi sekaligus, yaitu :

1. Sinyal yang diterima oleh pesawat penerima harus lebih tinggi dari sensifitas penerima.

2. Level noise di input penerima harus lebih rendah dari sinyal yang masuk. Noise didefinisikan sebagai “segala sesuatu yang bukan sinyal yang kita inginkan”.

Gagal memenuhi kedua kondisi tersebut akan menyebabkan SNR yang rendah.

MEMAKSIMALKAN LEVEL SINYAL YANG DITERIMA

Kita sebetulnya mempunyai kemampuan mengontrol secara langsung proses untuk memaksimalkan sinyal yang diterima. Beberapa prosedur standar yang biasa digunakan adalah :

1. Link Budget - daya pancar yang cukup, sensifitas penerima, fade margin, dan penguatan antena yang cukup untuk mengatasi loss di kabel coax dan free space.

2. Line Of Sight (LOS) - jalur LOS harus tanpa hambatan/penghalang dari ujung ke ujung.

3. Fresnel Zone - harus cukup daerah yang bebas tidak ada halangan.

4. Installation - yakinkan antena dipasang dengan aman dan benar, arah yang benar, konektor yang diisolasi tahan air, menggunakan konektor dan coax yang baik.

MEMINIMALISASI INTERFERENSI DAN NOISE

Kita biasanya tidak punya kemampuan mengatur/mengontrol sumber noise atau interferensi. Beberapa sumber noise adalah :
1. Natural noise - noise dari atmosfir dan galaksi.

2. Manmade noise - sinyal RF yang diambil dari antena. Termasuk microwave oven, telepon cordless dan indoor WIFI serta beberapa peralatan medical/kedokteran.

3. Receiver noise - noise yang dihasilkan oleh rangkaian internal penerima.

4. Interferensi dari jaringan lain - interferensi yang disebabkan oleh jaringan wireless lain yang bekerja pada band yang sama.

5. Interferensi dari jaringan kita sendiri - terjadi jika kita menggunakan frekuensi yang sama lebih dari satu kali, menggunakan channel yang tidak mempunyai cukup jarak/spasi antar channelnya, atau menggunakan urusan frekuensi hopping yang tidak benar.

6. Interferensi dari sinyal out-of-band - disebabkan oleh sinyal yang kuat di luar frekuensi band yang kita gunakan, misalnya, pemancar AM, FM atau TV, pager dan radio CB.

STRATEGI MENGALAHKAN INTERFERENSI

Beberapa strategi yang biasa digunakan untuk mengalahkan interferensi adalah :

1. Gunakan antena sektoral atau antena pengarah/narrow beam dengan penguatan tinggi. Biasanya sangat effektif mengurangi interferensi, terutama di daerah yang spectrum-nya sangat padat sekali.

2. Gunakan jalur-jalur yang pendek, jangan berusaha membangun sambungan jarak jauh.

3. Pilih frekuensi yang tidak banyak digunakan oleh stasiun lain.

4. Ubah/ganti polarisasi antena.

5. Atur azimuth antena.

6. Ubah lokasi peralatan / antena.

Jangan pernah menggunakan amplifier untuk melawan interferensi. Anda hanya akan mengobarkan rasa dengki di antara pengguna wireless lain, jika anda menggunakan amplifier.

Sumber Referensi :
1. Onno W. Purbo, Buku Pegangan Internet Wireless dan Hotspot, Elex Media Komputindo, 2006.
2. Jasakom e-learning, Wireless Kung Fu: Networking dan Hacking, Jasakom, 2007.
3. William Stallings, Komunikasi Data dan Komputer: Dasar-dasar Komunikasi Data, Prentice Hall, 2000.